Euro Tak Mampu Memanfaatkan Penurunan Dolar AS
Pekan lalu, Dolar AS cukup dikecewakan oleh penurunan drastis di pasar saham. Meskipun ekuitas sedikit membaik di akhir pekan, pasar belum terlalu yakin dengan kelanjutan pemulihan tersebut. Euro seharusnya mampu mengambil kesempatan ini untuk menguat tajam. Namun meskipun berhasil naik hingga ke kisaran 1.16092, pair EUR/USD terkoreksi turun lagi dan mengakhiri pekan lalu dengan pergerakan di area 1.15573. Lantas bagaimana dengan analisa forex EUR/USD untuk minggu ini?
Menurut Kathy Lien dari BK Asset Management, Euro telah menemukan level dasarnya pada minggu lalu. Namun hal ini tidak lantas menandakan kemenangan bagi bull Euro. Reli kenaikan yang tercipta pasca pelemahan Dolar tampak sedang-sedang saja, apalagi tidak ada dukungan fundamental yang menjanjikan dari data-data Zona Euro. Sebagai contoh, ekspor impor Jerman sama-sama menurun (meskipun surplus neracanya bertambah), sehingga berisiko membebani sentimen investor dari ZEW yang akan dirilis minggu ini.
Baca juga : Analisa Dolar AS 15-19 Oktober 2018
“Satu-satunya sisi positif yang memperkuat Euro saat ini adalah komentar hawkish dari pejabat-pejabat ECB. Beberapa di antara mereka, termasuk Mario Draghi, sejauh ini telah menyebutkan risiko positif dari inflasi,” catat Kathy Lien dalam analisa forex yang dikutip di Investing.
Dari sisi Amerika Serikat, isu terkini yang paling berpengaruh terhadap analisa forex untuk Dolar tidak pernah jauh-jauh dari kenaikan suku bunga dan kemerosotan pasar saham. Dampak perang dagang AS-China juga masih membayangi, tapi selama belum ada efek perlambatan signifikan di berbagai sektor, The Fed tak akan terlalu memperhitungkan polemik tersebut.
Ditambah lagi, Jerome Powell selaku Ketua The Fed cenderung berpandangan jika pengaruh kebijakan Bank Sentral AS terhadap perekonomian negara-negara lain terlalu dilebih-lebihkan. Ia juga meyakini bahwa para pembuat kebijakan tidak seharusnya “menahan diri” untuk menerapkan kebijakan terbaik bagi kepentingan AS (karena masalah tersebut).
Dengan optimisme pengetatan yang masih menyala terang, tak heran jika para pakar hanya memperkirakan kemunduran Dolar AS pekan lalu sebagai koreksi sementara. “Kami masih berpendapat jika ekonomi AS akan berekspansi sekitar 2.4% pada tahun depan, dan dengan Inflasi Inti serta upah yang semakin meningkat, The Fed akan konsisten pada langkah pengetatannya,” tutur James Knightley dalam analisa forex yang dituliskannya di situs ING.
Analisa Forex Teknikal EUR/USD
Dalam time frame Daily, koreksi EUR/USD gagal menembus MA 20 dan MA 100 yang manjadi resistance dinamis terdekat. Terlihat pada gambar di bawah ini, harga langsung mundur ke kisaran 1.15573 setelah mendekati garis-garis MA.
Dalam jangka pendek, harga sebenarnya sudah menembus pola Falling Wedge (garis-garis hitam), yang biasanya menjadi sinyal bullish bagi pergerakan berikutnya. Hanya saja, kegagalan break garis-garis MA, diikuti dengan MACD yang masih berada di zona negatif, menjadi faktor-faktor yang membebani analisa forex bullish untuk EUR/USD.
Baca juga : Hati-Hati, Pound Akan Kembali Digoyang Isu Brexit Minggu Ini
Sebaiknya persiapkan dua skenario dari situasi harga saat ini: Buy jika harga berhasil menembus dan tertutup di atas MA 20 serta MA 100, atau Sell apabila harga kembali masuk dan tertutup di bawah batas atas pola Falling Wedge. Target keuntungan untuk posisi Buy bisa ditempatkan di Swing High sebelumnya (area 1.1860). Sementara itu, analisa forex ini memposisikan kisaran Swing Low sebelumnya (area 1.13025) sebagai target profit untuk entry Sell.