Analisa Forex: Nilai Pounds Tahun 2017 Dipengaruhi Proses Brexit

Analisa Forex

analisa-forex-nilai-pounds-tahun-2017-dipengaruhi-proses-brexit

Apakah Pounds akan menguat atau melemah di tahun 2017? Prediksi para pakar dalam analisa forex awal tahun yang sudah beredar kini menyebutkan bahwa nilai Pounds tahun 2017 bakal sangat dipengaruhi oleh keberlanjutan proses negosiasi Brexit.

Sebagaimana diketahui, hasil referendum yang diselenggarakan pada 23 Juni 2016 mengharuskan pemerintah Inggris untuk memproses keluarnya negerinya dari kesatuan sosial-politik Uni Eropa. Sehubungan dengan itu, pasar memiliki banyak bahan untuk spekulasi, mulai dari proses awalnya hingga negosiasi lanjutan yang bakal berdampak pada ekonomi karena berkaitan dengan hubungan dagang antar negara. Selama ini, minimnya batas perdagangan telah memakmurkan perusahaan-perusahaan yang berbasis di Inggris dengan besarnya kebebasan usaha di kawasan Euro juga; sehingga konsekuensi dari negosiasi Brexit tentu akan membawa imbas tak sedikit bagi pertumbuhan Inggris sendiri.

Data Ekonomi Inggris Bakal Mulai Tunjukkan Dampak Ketidakpastian Brexit
Perdana Menteri Theresa May berkeinginan untuk memicu Article 50 Dari Pakta Lisbon pada akhir Maret 2017, dengan mana proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa dapat dimulai secara resmi. Namun sebelum itu, Mahkamah Agung Inggris akan memberikan putusannya pada akhir bulan Januari, mengenai apakah Parlemen perlu mengesahkan langkah pemerintah itu atau tidak. Bagian ini sangat vital. Jika legislasi resmi harus disahkan oleh parlemen terlebih dahulu sebelum proses resmi Brexit dimulai, maka negosiasi akan mengalami penundaan hingga melampaui deadline yang ditentukan PM May.

Menurut John Kicklighter dan Ilya Spivak dari DailyFX, pasar kemungkinan akan menghabiskan kuartal pertama tahun 2017 untuk meramalkan seperti apa negosiasi Brexit itu nantinya. Dengan latar belakang tersebut, ekonomi Inggris kemungkinan akan mulai menunjukkan dampak ketidakpastian pasca referendum. Hal ini melandasi aspek politik Pounds, di samping juga spekulasi mengenai arah kebijakan Bank of England (BoE).

Meskipun data-data ekonomi Inggris sejak referendum hingga kini nampak bagus, tetapi Kicklighter dan Spivak mencatat bahwa akan selalu dibutuhkan waktu untuk melihat dampak referendum. Perusahaan tak bisa melakukan penyesuaian secara instan, sehingga masuk akal jika dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengkonfirmasi perubahan pasca Brexit.

Jika data ekonomi Inggris terbukti melemah, maka spekulasi akan beralih ke BoE. Tepatnya, bagaimana bank sentral yang dipimpin oleh Mark Carney itu akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut.

Proses negosiasi Brexit yang lebih kacau, terutama bila melampaui deadline PM May dan diwarnai dengan silang pendapat versus para pejabat Euro, bisa memperburuk ketidakpastian. Hal ini tentu berpotensi menekan nilai Pounds tahun 2017, khususnya dibandingkan dengan mata uang berbasis lebih stabil seperti Dolar AS.

Nilai Pounds Tahun 2017 Akan Menurun Lagi Versus Dolar AS Dan Euro
Kathy Lien dari BK Asset Management dalam catatan terbarunya juga menilai bahwa isu utama terkait nilai Pounds tahun 2017 adalah soal “hard vs soft Brexit”.

Sebagian besar anggota Parlemen Inggris saat ini, menurutnya, memilih “soft” Brexit; tetapi beberapa diantaranya ingin memprioritaskan masalah imigrasi dan menempatkan Inggris dalam risiko kehilangan akses ke pasar Euro. Skenario terbaik bagi ekonomi Inggris dan Pounds adalah jika Inggris tetap memiliki akses, sehingga memungkinkan pergerakan bebas barang, jasa, uang, dan tenaga kerja dengan Uni Eropa. Modelnya mirip dengan skema yang disetujui Norwegia dengan Uni Eropa. Namun, untuk mendapatkan akses tersebut, Norwegia harus menerima aturan Uni Eropa tentang pergerakan bebas tenaga kerja. Akan sulit bagi Inggris untuk menerima klausa yang sama, karena masalah imigrasi termasuk alasan utama keluarnya mereka dari Uni Eropa.

Lien memandang, penundaan negosiasi Brexit bisa memberikan dukungan sementara bagi nilai Pounds, tetapi ketidakpastian yang berkelanjutan akan negatif bagi perekonomian dan mata uang Inggris itu. Menurut laporan IMF, perusahaan-perusahaan sudah menunda belanja anggaran dan pertumbuhan ekonomi Inggris tetap hanya akan tumbuh sekitar 1.1% saja, setengah dari forecast lama mereka.

Lebih buruk lagi, BoE tak bisa memberikan banyak pertolongan, karena kemampuan mereka untuk melonggarkan kebijakan moneter di tengah perlambatan pertumbuhan akan dibatasi oleh tajamnya kenaikan inflasi. Nilai Pounds sudah melorot 16% dalam setahun terakhir, dan kelemahan ini diprediksi akan memicu naiknya laju inflasi tahun depan. Jadi, dengan keterbatasan bank sentral dan lemahnya investasi, Lien mengantisipasi penurunan nilai Pounds lebih lanjut versus Dolar AS dan Euro di semester pertama tahun 2017.