Seperti halnya pekan pertama di bulan-bulan sebelumnya, rilis NFP AS pada hari Jum’at akan menjadi fokus yang tak bisa ditanggalkan dalam analisa forex. Dari belahan negara lain, event penting datang dari Bank Sentral Australia, RBA, yang dijadwalkan bakal menggelar pengumuman kebijakan moneter terbaru. Di samping itu, ada pula data-data produksi industri dari negara-negara Eropa yang patut disimak.
Jika Amerika Serikat dan negara-negara di benua biru disibukkan dengan rilis data-data penting, maka tidak demikian halnya dengan pasar Asia. Analis memperkirakan jika di pekan pertama Oktober 2016, tak akan ada banyak gejolak di area tersebut karena market China akan tutup selama seminggu dalam rangka hari libur nasional. Berikut ini uraian singkat tentang analisa forex dari masing-masing key event yang diramalkan bisa berpengaruh terhadap pergerakan pasar seminggu ke depan.
Survei Tankan BoJ Kemungkinan Beragam
Minggu ini akan dibuka oleh laporan survei Tankan yang dijadwalkan rilis per kuartal. Investor memperhatikan data ini karena hasil survei yang dikeluarkan bisa menunjukkan tingkat kepercayaan bisnis di Jepang. Pada awal Oktober 2016, diperkirakan tak ada bacaan jelas untuk analisa forex dari laporan tersebut karena semua jenis indeks, baik untuk perusahaan manufaktur maupun non-manufaktur, besar maupun kecil, diproyeksikan mencerminkan hasil yang berbeda-beda.
Indeks untuk perusahaan manufaktur besar diprediksikan sedikit meningkat, sementara sektor non-manufaktur justru diyakini merosot. Untuk indeks perusahaan kecil, diperkirakan tak akan ada perubahan di bidang manufaktur, tetapi sektor non-manufaktur diramalkan bakal memburuk. Data ini kemungkinan tidak memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan harga, namun bisa memberi tekanan tambahan pada pemerntah Jepang dan Bank Sentral.
Produksi Industri Jerman dan Prancis Diyakini Pulih
Dengan dominasi data-data manufaktur dan PMI jasa, kabar fundamental dari Zona Euro untuk minggu ini tampaknya bakal sepi. Menariknya, angka produksi industri Jerman dan Prancis sama-sama mendapat forecast positif dari pasar. Setelah turun 1.5% di bulan sebelumnya, output industri (m/m) Jerman ditaksir rebound sebanyak 0.8%. Sedangkan data produksi industri Prancis (m/m) kemungkinan menorehkan ekspansi 0.6% di bulan Agustus setelah pada Juli lalu surut 0.6%.
Di tengah lesunya permintaan ekspor, Analis XM mencatat laju sektor manufaktur akhir-akhir ini telah mengungguli industri jasa di Zona Euro. Lemahnya kondisi di bidang jasa dapat berpengaruh pada analisa forex Euro karena bisa memicu kekhawatiran ECB dan membuat banyak pihak meragukan keberhasilan program stimulus mereka.
Data PMI Inggris Diproyeksikan Menurun
Setelah memberikan bantuan signifikan pada Poundsterling di bulan Agustus, laporan PMI Inggris untuk bulan ini diyakini tak akan setangguh sebelumnya. Analis meyakini efek post-Brexit yang memudar sebagai salah satu alasannya. PMI manufaktur diprediksikan melemah dari 53.3 ke 52.1, dan PMI jasa ditafsirkan mundur dari 52.9 ke 52.0. Sementara itu, PMI konstruksi yang masih betah menghuni area kontraksi setelah Brexit, diperkirakan merosot dari 49.2 ke 49.0.
Selain rangkaian data PMI di atas, analisa forex untuk GBP juga kemungkinan bakal dipengaruhi oleh laporan manufaktur dan industri untuk minggu depan. Data manufaktur resmi yang pada bulan Juli lalu gagal mendukung Sterling diproyeksikan meningkat 0.5% di bulan Agustus. Sementara untuk produksi industri (m/m) diyakini akan meningkat 0.2%.
Tak Ada Ekspektasi Perubahan Suku Bunga Dari RBA
Pada pertemuan para anggotanya Selasa nanti, RBA diramalkan bakal menahan suku bunga acuan di level rendah 1.50%. Ekspektasi pelonggaran lebih lanjut memang telah memudar pasca dua kali pemotongan suku bunga yang dilakukan dalam tahun ini. Ditambah lagi, beberapa pengumuman Bank Sentral dan pernyataan positif seputar perekonomian Australia dari gubernurnya, Philip Lowe, semakin menjauhkan keyakinan pasar terhadap kemungkinan dilakukannya pelonggaran lagi.
Namun demikian, analisa forex untuk Dolar Australia di tahun 2017 sepertinya harus dilakukan dengan hati-hati. Sebagian besar pakar ekonomi memprediksikan jika suku bunga RBA akan dipotong sebanyak 25bps pada pertengahan tahun depan. Apresiasi lanjutan terhadap Dolar Australia diyakini juga dapat mendasari Bank Sentral untuk mengambil langkah lebih agresif.
ISM PMI Dan NFP Bakal Buat AS Bergejolak
Sebagaimana bulan-bulan sebelumnya, perhatian pasar finansial global akan berpusat pada AS di pekan pertama. Oktober 2016 ini mula-mula akan memperlihatkan rilis ISM manufacturing PMI yang di bulan sebelumnya membawa kabar mengecewakan. Namun untuk periode ini, data tersebut diprediksikan bangkit ke level 50.5, dan menepis ketakutan sementara akan munculnya kerapuhan di sektor tersebut. Sebagai catatan, ISM Manufacturing PMI untuk bulan Agustus mengejutkan pasar setelah berkontraksi ke level 49.4.
Dari sektor non-manufacturing, laporan ISM PMI juga dipercaya bakal menerjunkan hasil positif, dengan meningkat dari 51.4 ke 53.0. Bulan sebelumnya, data ini juga ikut-ikutan mengkhawatirkan karena meleset dari perkiraan berbagai analisa forex. Para analis bahkan yakin jika kabar buruk dari laporan ini turut berkontribusi pada keputusan the Fed untuk mengurungkan kembali kenaikan suku bunga.
Data paling penting NFP diproyeksikan menanjak sampai 170k, dari posisi sebelumnya di 151k. FOMC akan memonitor pertumbuhan dari laporan ini sebagai fondasi keputusan suku bunga Desember mendatang. Namun dengan keyakinan pasar saat ini akan kemungkinan tersebut, pengaruh NFP boleh jadi tak akan sebesar biasanya.
Di samping momen ISM PMI dan NFP, analisa forex untuk USD juga patut memperhatikan pidato-pidato para petinggi the Fed yang akan dilangsungkan minggu depan, yaitu dari Jeffrey Lacker, Charles Evans, dan Loretta Mester.