Analisa Forex Mingguan 25-29 Juni 2018

Dolar AS kembali terkoreksi pada perdagangan minggu lalu, sementara Presiden Donald Trump mengumumkan ancaman akan menerapkan bea impor terhadap berbagai negara. Indeks Dolar AS (DXY) ditutup pada 94.52 dari pembukaan di harga 94.79. Awal pekan ini (25/Juni), DXY masih flat di kisaran 94.52.

Indeks Dolar AS Kemungkinan Masih Tertekan

Pada minggu kedua bulan Juni, Trump telah menyatakan akan mulai menerapkan bea impor atas milyaran Dolar AS produk asal Tiongkok pada awal Juli mendatang. Pengumuman tersebut dirilis setelah Trump menerapkan bea impor atas logam yang diimpor dari Uni Eropa. Tiongkok dan Uni Eropa segera merilis daftar produk asal AS yang dikenai bea impor balasan. Namun, pekan lalu, Trump malah meningkatkan lagi jumlah produk Tiongkok dan Uni Eropa yang dikenai tarif.

Dengan latar belakang ketidakpastian tersebut, Dolar AS masih terhitung kuat terhadap berbagai mata uang mayor hingga saat ini, karena dampak pengumuman kenaikan suku bunga Federal Reserve pada 13 Juni lalu. Namun demikian, dilihat dari kondisi teknikal, agaknya Dolar AS masih akan terkoreksi lagi dalam beberapa hari ke depan.

Pada grafik Indeks Dolar AS (DXY) Weekly, nampak bahwa pergerakan terhalang oleh MA-100. Pekan ini, DXY mungkin akan tertekan di kisaran 94.0-95.0, kecuali bila ada katalis yang mampu memacu indeks Dolar menembus resisten MA-100.

Untuk itu, trader disarankan berhati-hati menghadapi rilis data GDP final dan indeks harga PCE (PCE Price Index) dari Amerika Serikat pada hari Kamis dan Jumat mendatang. Indeks harga PCE diketahui sebagai indikator inflasi yang digunakan oleh bank sentralnya (Fed) sebagai patokan kenaikan suku bunga. Pada rapat terakhirnya, Fed mengungkapkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebanyak 4 kali dalam tahun ini; tetapi bila GDP dan PCE memburuk, maka rencana tersebut akan dipertanyakan oleh pasar.

Dolar Aussie Lebih Tertekan Lagi

Walaupun outlook Dolar AS cukup suram, tetapi Dolar Australia nampaknya dapat bernasib lebih buruk. Pergerakan AUD/USD pada timeframe Daily yang dipetakan dengan Fibonacci Retracement, menandakan kemungkinan harga merosot lagi hingga mendekati Fibonacci 0.0 (sekitar 0.7350).

Faktor yang paling membebani Dolar Australia adalah bias dovish bank sentralnya (berlawanan dengan sikap hawkish Fed), serta makin buruknya konflik dagang antara AS dan Tiongkok. Sebagaimana diketahui, Tiongkok merupakan mitra dagang utama Australia, sedangkan perekonomian Australia sendiri tergantung pada ekspor komoditas yang bakal terdampak pertama kali jika perang dagang terjadi.

Recent Post

Apa Itu Tapering?

Istilah tapering pernah ramai dibahas di media-media finansial dunia setelah The Fed merencanakan...

Antisipasi Tapering ECB, Ini Dia 4 Hal Yang Perlu Anda Perhatikan

Setelah cukup lama 'bermain-main' dengan kemungkinan pengurangan stimulus, Bank Sentral Eropa (ECB)...

Analisa Forex Mingguan 25-29 Juni 2018

Dolar AS kembali terkoreksi pada perdagangan minggu lalu, sementara Presiden Donald Trump...

Analisa Forex Mingguan 4-8 Juni 2018

Analisa forex mingguan 4-8 Juni kali ini dihadapkan pada melonggarnya ketegangan politik di Italia...

Cari Tahu Seputar Tingkatan Level Trader Forex

Sebenarnya, tingkatan level trader forex itu bukan sekedar pemula dan berpengalaman saja. Mulai...

Popular Post this month

Cara Bermain Forex Untuk Pemula Tanpa Modal

Dari waktu ke waktu, bermain Forex makin sering disebut-sebut sebagai cara mudah dan cepat untuk...

Langkah Mudah Cara Main Olymp Trade

Trading Binary Option memang saat ini sangat digemari oleh banyak orang yang ingin mendapatkan...

5 Web Forex Indonesia Gratis Tanpa Deposit

Bagi para trader newbie atau pemula, website forex yang memberikan penawaran bonus gratis tanpa...

Menelusuri Broker Yang Terdaftar Di BAPPEBTI 2017

Saat memilih broker forex, biasanya Anda akan berfokus pada berbagai kondisi trading seperti...

Pengertian Apa Itu Forex Trading

Apa Itu Forex? Forex, atau Foreign Exchange, adalah pasar tak terpusat dimana mata uang dunia...