Analisa Forex Mingguan 21-25 Mei 2018
Analisa Forex Mingguan 21-25 Mei 2018 - Perdagangan forex periode 21-25 Mei 2018 diawali dengan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Pada hari Minggu (20/Mei) Menkeu AS, Steve Mnuchin, menyampaikan bahwa perang dagang ditunda sementara kedua negara melakukan negosiasi bilateral. Kabar baik tersebut ditanggapi dengan meredanya volatilitas di pasar.
Pada hari Senin (21/Mei), indeks Dolar AS (DXY) mundur dari atas 94.00, level tertingginya sejak Desember 2017; kemudian pada pagi hari Selasa (22/Mei) ini dibuka pada 93.56. Di sisi lain, pasangan mata uang EUR/USD mencatat candle hijau pertama dalam sepekan di timeframe Daily, naik ke 1.17877. Namun, GBP/USD masih merosot ke level terendah sejak Desember 2017 pada 1.34256, dan USD/JPY terus menanjak naik ke level tertinggi sejak 22 Januari lalu di 110.970. Bagaimana analisa forex minggu ini?
Dari segi teknikal, indeks Dolar AS (DXY) masih dalam tren naik, setelah Moving Average (MA) 50 dan 100 mengalami Golden Cross pada tanggal 11 Mei. Namun, sebagaimana nampak pada gambar di bawah ini, pergerakan DXY telah mendekati batas bawah Channel.
Apabila dalam beberapa hari mendatang pergerakannya mampu menanjak naik kembali ke batas atas Channel, maka kemungkinan Dolar AS masih akan terus menguat terhadap mata uang-mata uang mayor, baik itu Euro, Pounds, maupun Yen. Namun, jika pergerakannya jatuh keluar dari batas bawah Channel, maka Dolar kemungkinan akan terkoreksi; walaupun tren secara umum masih bullish karena posisi harga masih jauh di atas garis Moving Average 100.
Indeks Dolar AS (DXY) mengukur kekuatan relatif Dolar terhadap sejumlah mata uang mayor lainnya, termasuk Euro, Pounds, dan Yen. Oleh karenanya, pergerakan DXY dapat diamati untuk menjadi parameter kekuatan Greenback di pasar forex. Ketika DXY naik, dapat diterjemahkan sebagai penguatan Dolar AS; sedangkan jika DXY menurun, berarti Dolar AS melemah.
Dari segi fundamental, Dolar AS masih menampakkan bias paling bullish dibandingkan semua mata uang mayor. Beberapa hal yang mendorong antara lain: meredanya ketegangan dengan China, naiknya yield obligasi pemerintah AS, serta data penjualan ritel yang positif. Faktor-faktor tersebut mengindikasikan bahwa bank sentral AS bisa menaikkan suku bunga secara lebih agresif dalam tahun ini, walaupun pejabat setempat bisa jadi menyampaikan pesan yang agak dovish untuk meredakan spekulasi pasar. Di sisi lain, Euro dan Pounds masih dibelit ketidakpastian politik di kawasan masing-masing, dan kenaikan suku bunga pun menghadapi hambatan.
Secara keseluruhan Analisa Forex Mingguan 21-25 Mei 2018, pasar boleh jadi akan mengalami penurunan volatilitas minggu ini dan Dolar AS kemungkinan mengalami koreksi. Namun, dalam lingkup waktu lebih panjang, Dolar AS masih bullish. Bagi trader forex, ini merupakan peluang untuk melakukan buy atas Dolar AS ketika DXY melemah.