Analisa Forex GBP/USD: Stabil Berkat Defisit Trade Balance
GBP/USD menanjak ke kisaran 1.26 pada hari Jum’at (9/12) ini, setelah menderita tiga kekalahan beruntun di sesi-sesi sebelumnya. Di tengah polemik Brexit yang masih menggaung, Poundsterling rupanya mendapat dukungan dari defisit neraca perdagangan yang dilaporkan kian menyempit. Lalu bagaimanakah proyeksi pergerakan Sterling berikutnya? Dirangkum dari analisa forex beragam sumber, inilah outlook pair GBP/USD dari kacamata fundamental dan teknikal.
Analisa Forex Fundamental GBP/USD
Defisit trade balance Inggris di bulan Oktober terangkum menyempit lebih baik dari ekspektasi. Forecast analis memperkirakan defisit hanya akan berkurang sampai ke 9.7 miliar GBP. Namun ternyata, laporan neraca perdagangan yang turun sore ini berhasil mengungguli ekspektasi dengan menyusut sampai ke poin 11.9 miliar GBP.
Walaupun mendapat angin segar dari sektor ekspor-impor, Inggris belum bisa sepenuhnya bernafas lega, terutama karena kemunduran data-data manufaktur dan kekhawatiran Brexit. Produksi Manufaktur secara tak terduga tampil mengecewakan, dengan mencatatkan penurunan terbesar sejak Februari lalu ke level 0.9%. Pekan sebelumnya, PMI manufaktur juga tak mampu memenuhi proyeksi, meski masih berekspansi ke level 53.4.
Satu lagi isu yang masih membayangi Poundsterling hingga kini adalah tarik ulur perkara Brexit. Mekanisme pengunduran diri Inggris dari Uni Eropa agaknya masih menimbulkan kebimbangan. Pasar mengharapkan ‘soft Brexit’ agar imbas negatif terhadap perekonomian Inggris bisa diminimalisir, tapi PM Theresa May tampak lebih condong ke aliran ‘hard Brexit’.
Pihak Uni Eropa sendiri sudah mengumumkan jika negosiasi akan mulai berlangsung Maret tahun depan. Target kesepakatan pun sudah ditetapkan selambat-lambatnya Oktober 2018. Untuk saat ini, investor masih berfokus pada langkah pemerintah Inggris dalam mempersiapkan posisi mereka pada negosiasi Brexit.
Sejauh ini, rencana-rencana tindakan yang meramaikan berita dan analisa forex sudah memicu banyak gejolak pergerakan Poundsterling. Yang terbaru, isyarat Menteri urusan Brexit tentang kemauan pemerintah Inggris untuk ‘membayar’ keanggotaan di Uni Eropa telah berhasil mengungkit kenaikan GBP/USD.
Dari sisi AS, analisa forex Market Pulse menunjuk rapat FOMC minggu depan sebagai sorotan utama, mengingat kenaikan suku bunga The Fed akan mendapat kepastian pada event tersebut. Pasar sudah jauh-jauh hari menyalurkan optimisme terhadap kemungkinan itu, terlihat dari reli Greenback dalam beberapa waktu terakhir dan tingkat probabilitas Fed yang sudah mencapai kepastian 100%.
Analisa Forex Teknikal GBP/USD
Outlook teknikal GBP/USD tampak tak terlalu optimis. Analisa forex Tracy Morganthall dari EconomicCalendar mencermati penguatan GBP/USD pada Jum’at sore ini hanya sebagai bounce moderat. Pair tersebut bahkan masih rawan melemah lagi ke support terdekat, tepatnya di kisaran 1.2500.
Grafik GBP/USD pada time frame D1 di atas menampilkan harga sedang bergerak dalam range korektif. Apabila harga terus merosot hingga memprenetasi level 1.2500, maka seller akan dengan mudah mengambil alih, dan menggeser target support berikutnya ke 1.2300. Sebagai catatan, level tersebut merupakan low 18 November sekaligus batas atas range harga pada saat terjadi flash crash Poundsterling.
Walaupun dikhawatirkan merosot, Cable bukannya tanpa harapan sama sekali. Chart harga di atas juga menampilkan resistance terdekat (1.2775) yang tampak berada dalam jangkauan harga saat ini. Resistance kunci itu juga berada dalam range harga Juli hingga Agustus (1.2798-1.2866).
Tak seperti prospek breakout support yang langsung mengarahkan GBP/USD pada trend bearish, penembusan resistance 1.2775 belum akan mengindikasikan potensi bullish secara pasti. Hal tersebut tentu akan membuat outlook teknikal untuk Sterling lebih meyakinkan, terutama jika didukung dengan kondisi Cable saat ini yang lebih unggul dari mata uang mayor lain. Akan tetapi, penguatan harga di atas key resistance dalam waktu dekat ini diyakini sebagai hal yang meragukan oleh analisa forex Morganthall.