Analisa Forex Dolar Australia Menjelang Pengumuman Suku Bunga RBA

Analisa Forex

Memanfaatkan event penting tak diragukan lagi sudah menjadi strategi banyak trader di dunia ini. Namun tentunya, selalu ada persiapan-persiapan khusus dalam analisa forex yang dilakukan untuk menghadapi pergerakan pasar baik ketika menjelang, saat, ataupun sesudah event itu terjadi.

Nah, satu momen fundamental penting yang patut diwaspadai dalam waktu dekat ini adalah pengumuman kebijakan Bank Sentral Australia, atau yang biasa disingkat menjadi RBA. Lalu apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapi momen tersebut? Piponomics dari BabyPips memberi wejangan tentang 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam trading news dari pengumuman RBA. Apa sajakah itu?

1. RBA Punya Gubernur
Gubernur RBA sebelumnya, Glenn Stevens telah menyerahkan tampuk kepemimpinannya pada Philip Lowe 18 September lalu. Ini artinya, akan ada sosok baru yang memimpin arah kebijakan RBA selanjutnya dan kemungkinan bisa memberikan warna berbeda dalam analisa forex Dolar Australia nantinya. Namun demikian, pasar tampaknya tak bisa mengharapkan terlalu banyak perubahan dari sosok ini.

Ya, Lowe nyatanya adalah “orang lama” RBA yang sudah bergelut di lembaga tersebut sejak pertengahan tahun 1980-an. Mulai dari bagian riset hingga pasar domestik, Lowe sudah banyak memiliki pengalaman di Bank Sentral yang bernama resmi Reserve Bank of Australia tersebut. Bahkan, Lowe sudah menjadi Wakil Gubernur RBA di bawah kepemimpinan Stevens sejak 2009 lalu. Artinya, ia telah lama menjadi simbol kontinuitas dan stabilitas di Badan tersebut, paling tidak dalam urusan kepemimpinan.

glenn stevens dan philip lowe

Namun tetap saja, analisa forex yang didasarkan pada kemungkinan langkah Lowe tak bisa dilakukan segampang itu. Meski dipandang sebagian besar pelaku pasar sebagai penerus kebijakan RBA yang sekarang berlaku, Lowe rupanya berpotensi memberi kejutan. Dalam beberapa kali kesempatan, Lowe telah berhasil membuktikan bahwa ia tak pernah ragu mengekspresikan pendapat-pendapat kontroversialnya, seperti ketika menyahuti perkara pengawasan asset bubble di tengah kondisi inflasi rendah, atau saat ia melakukan jawboning terhadap Dolar Australia.

2. Notulen Rapat RBA Sebelumnya Tak Terlalu Dovish
Notulen RBA sebelum ini cukup mengecoh berbagai analisa forex karena tak mengisyaratkan langkah yang se-dovish biasanya. Meski para pembuat kebijakan tak memilih kubu manapun pada keputusan suku bunga September, transkrip yang beredar menyebutkan bahwa ada kesan dari para anggota yang sepertinya bakal menahan diri untuk tidak memotong suku bunga dalam beberapa waktu ke depan.

Juga, RBA mencatat pertumbuhan ekonomi Australia telah sesuai ekspektasi, yang artinya mereka mungkin tak akan terlalu mengkhawatirkan perlambatan investasi baik di sektor pertambangan maupun non-pertambangan. Akan tetapi, seoptimis apapun analisa forex yang bisa diinterpretasikan, terselip juga sentimen negatif dalam hasil rapat tersebut. “Indikator-indikator pengukur pasar properti secara umum menunjukkan kondisi yang lebih lemah dari setahun sebelumnya,” demikian catat RBA di notulen rapat mereka.
3. Perekonomian Australia Tak Terlihat Menjanjikan
Melihat analisa forex dari situasi fundamental Australia belakangan ini, data ekonomi Australia sebenarnya kurang terlihat meyakinkan. Iklim bisnis dan belanja konsumen berada di zona merah, begitu pula laporan ketenagakerjaan dan inflasi yang kian lama kian memburuk. Intinya, latar fundamental saat ini tak bisa mengilustrasikan prospek jangka panjang yang positif bagi perekonomian Australia.

Australia Economy Concept

Di sisi lain, China mulai banyak diperhitungkan kembali di berbagai analisa forex karena tampak berhasil mempertahankan stabilitas ekonominya, seperti yang terlihat pada laporan PMI dari pemerintahnya. Hal ini tentunya diharapkan bisa mendukung RBA untuk menatap perekonomian yang lebih baik dalam waktu beberapa bulan ke depan.