Analisa Euro 29 Oktober-2 November 2018

Di luar prediksi sebelumnya, pasangan mata uang EUR/USD tertekan makin dalam dan bahkan tembus support pada kisaran 1.1428 yang dipatok pada awal pekan lalu. Pokok pemicunya adalah tindakan tegas Uni Eropa menolak rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) Italia untuk tahun 2019 dan menuntut mereka merevisi rencana defisit yang melampaui ambang yang telah ditentukan. Di sisi lain, sejumlah pejabat Italia menegaskan tidak akan merubah RAPBN tersebut karena dianggap penting bagi masa depan Italia.

Masalah Utang Italia

Bagi investor dan trader, masalah RAPBN Italia menjadi pusat perhatian, karena saat ini negeri Pizza menanggung utang negara paling besar diantara negara-negara Zona Euro. Bahkan, konon total utangnya lebih tinggi dibanding total utang Yunani saat pecahnya krisis utang sepuluh tahun lalu. Hal ini menjadikan Italia seperti bom waktu.

Baca juga : Dolar Bertahan di Perdagangan Asia

Defisit RAPBN mewakili berapa besar utang yang boleh diambil oleh pemerintah di suatu negara dalam tahun anggaran berikutnya. Dengan kata lain, jika Italia diizinkan menjalankan defisit anggaran besar seperti yang disebutkan dalam RAPBN saat ini, maka utang akan makin menumpuk dan pada akhirnya dapat “meledak”. Saat ini saja sudah dikabarkan bahwa lembaga-lembaga pemeringkat kredit seperti Moody’s dan S&P tengah bersiap-siap menurunkan rating kredit Italia bila ada perubahan signifikan; hal mana bakal ikut menjerumuskan semua negara Eropa lain yang punya eksposur di sana juga.

Sebagai imbas dari insiden ini, keputusan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) untuk mempertahankan rencana pemangkasan stimulus moneternya pada hari Kamis, nyaris tak dihiraukan pasar. Justru, pelaku pasar menemukan nada-nada “ingin cari aman” dalam pidato pimpinan ECB, Mario Draghi.

Pasalnya, Draghi menyatakan bahwa ia yakin kondisi ekonomi Eropa mendukung rencana kebijakan ke depan, tetapi kemudian menyebutkan beberapa hal yang menjadi risiko ekonomi dunia saat ini. Diantaranya ketegangan soal perdagangan global, data-data ekonomi belakangan ini yang lebih lemah dibandingkan ekspektasi, dan situasi di negara-negara berkembang. Hal itu dipandang oleh sebagian pihak sebagai upaya untuk “menyiapkan alasan” seandainya kebijakan batal dilakukan.

Outlook Teknikal EUR/USD

Secara teknikal, EUR/USD masih konsisten bergerak bearish. Hal ini nampak dari posisi harga yang berada jauh di bawah Moving Average 50-Day dan 100-Day, serta posisi RSI yang ada di kisaran 30.00-40.00.

Analisa Euro 29 Oktober-2 November 2018

Dari Regression Channel yang ditarik pada pergerakan harga di timeframe D1 (Daily), nampak bahwa EUR/USD masih konsisten menurun, tetapi ada peluang untuk koreksi bullish (menguat sedikit) dalam waktu dekat. Apabila Anda juga menarik Channel serupa dalam grafik harga yang digunakan, maka bisa memanfaatkan garis atas dan garis tengah Channel sebagai titik Resisten potensial untuk membuka posisi Sell dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga : Analisa Euro Menjelang Pengumuman Suku Bunga ECB Oktober 2018

Namun, waspadai pula beberapa jadwal rilis data penting berikut ini:
1. Indeks Harga PCE AS bulan September (Senin, 29 Oktober 2018/19:30 WIB)
2. Data Gross Domestic Product (GDP) Zona Euro preliminer kuartal III/2018 (Selasa, 30 Oktober 2018/17:00 WIB)
3. CB Consumer Confidence bulan Oktober (Selasa, 30 Oktober 2018/21:00 WIB)
4. CPI Zona Euro bulan Oktober (Rabu, 31 Oktober 2018/17:00 WIB)
5. ADP Nonfarm Employment Change (Rabu, 31 Oktober 2018/19:15 WIB)
6. ISM Manufacturing PMI (Kamis, 1 November 2018/21:00 WIB)
7. Nonfarm Payroll (NFP) Amerika Serikat bulan Oktober (Jumat, 2 November 2018/19:30 WIB).
Diantara jadwal rilis data di atas, data yang paling berpotensi menggolakkan EUR/USD adalah NFP di akhir pekan. Berhati-hatilah pada pelebaran spread dan leverage, apabila Anda memutuskan untuk trading pada sekitar momen tersebut.

admin :
Disqus Comments Loading...