Fed Mempertimbangkan Ulang Kebijakannya, Dolar Mungkin Akan Naik
Perkiraan Fundamental Dolar AS: Bullish
- Dolar AS mungkin akan kembali naik karena Powell mempertimbangkan kembali kerangka kerja kebijakan yang perlu diperbarui
- Tren inflasi bentrok dengan pergeseran dovish dalam prospek kenaikan suku bunga
- Berita yang masuk dapat memicu rebound saat ‘ketergantungan data’ dipublikasikan
Dolar AS lagi-lagi turun selama tiga minggu berturut-turut, menyerah pada melemahnya yield dan haven-based karena adanya prospek kenaikan suku bunga Fed yang juga melemah sementara risiko sudah kembali pulih. Pasar berjangka saat ini memperkirakan bank sentral akan melepaskan pengetatannya pada 2019 ini. Sementara itu, indeks S&P 500 telah naik ke level tertingginya dalam sebulan ini.
Namun, snapshot kinerja mingguan telah menyamarkan perubahan kritis yang mendasarinya. Pasar telah diambil dengan gagasan perubahan dovish dalam pandangan konsensus mengenai komite penetapan kebijakan FOMC selama beberapa minggu ini. Pada pekan lalu, Ketua Powell tampaknya meratifikasi gagasan bahwa hal ini tidak menyiratkan adanya komitmen terhadap bias arah.
Hasil Pemeriksaan Dovish Powell Mengubah Kebijakan Fed
Faktanya, hal ini menjadi hal yang paling substansial untuk saat ini. Pada dekade setelah terjadinya Great Recession, The Fed berusaha meyakinkan pasar dengan stabilitas kebijakannya dengan cara melakukan telegrafi yang melangkah lebih jauh dari sebelumnya. Dengan proses penarikan stimulus yang sedang berjalan dengan sungguh-sungguh dan apa yang disebut-sebut sebagai tingkat bunga “netral”, para pejabat Fed telah beralih ke mode fine-tuning: melepaskan komitmen awal dan mengadopsi pendekatan yang cepat tanggap.
Pada pidatonya yang disampaikan di Economic Club di Washington DC pada hari Kamis lalu, Powell menjabarkan dengan sangat jelas bahwa saat ini belum diperlukan inherent-dovish. Dia sekali lagi mengakui adanya sejumlah potensi headwinds yang muncul, termasuk ketegangan perdagangan dengan Tiongkok, politik Eropa yang sedang goyah, dan pemerintahan AS yang sedang berlangsung. Namun, secara kritis, dia menegaskan tidak satupun dari hal tersebut memiliki dampak yang secara langsung bisa memperburuk aliran data ekonomi yang masuk.
Baca juga: Dolar Tergelincir di Tengah Ekspektasi Suku Bunga Fed
Sementara itu, Greenback menawarkan respons yang jitu, yaitu menaikkan imbal hasil obligasi selama jalur kebijakan penetapan harga dalam Fed Futures menjauh dari dovish ekstrim yang terjadi baru-baru ini. Hal yang sama terjadi setelah laporan CPI pada bulan Desember lalu menggarisbawahi poin pidato Powell pada hari berikutnya. Angka pertumbuhan harga komoditas utama mungkin lebih rendah dari penurunan harga minyak, tetapi dapat dipastikan angka komoditas ini tetap berada dalam tren pada angka 2.2%.
Dolar AS Mengawasi Pelanggaran Data Ekonomi
Saat ini kalender ekonomi dimuat dengan data aktivitas ekonomi pada minggu mendatang. Angka persediaan, penjualan ritel, produksi industri, pembangunan perumahan dan izin bangunan semuanya telah jatuh tempo. Universitas Michigan juga akan memperbarui indikator kepercayaan konsumen yang berasal dari AS. Jika para trader pada akhirnya memahami apa yang dikatakan oleh Fed, ekspektasi akan ketergantungan data mungkin akan menunjukkan bahwa salah satu dari hal tersebut dapat memicu volatilitas yang terlalu besar.
Alur berita ekonomi AS telah meningkat dengan tajam dibandingkan dengan perkiraan konsensus sejak pergantian tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan model analis telah berubah menjadi terlalu pesimis, sehingga membuka pintu untuk kinerja yang lebih baik pada rilis mendatang. Hal itu yang mungkin menjadi dorongan dalam pemikiran ulang mengenai pandangan kebijakan pasar 2019, yang telah menyiapkan panggung bagi Dolar AS untuk kembali pulih.
Sumber: dailyfx.com