Analisa Mingguan Dolar AS Pasca NFP 10-14 Sept 2018
Indeks Dolar AS (DXY) mengalami rebound pada akhir pekan lalu berkat data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang melampaui ekspektasi. Namun demikian, posisinya belum cukup kokoh secara teknikal maupun fundamental, melainkan masih berada pada titik krusial antara bounce dan breakout.
Outlook Fundamental
Jumat lalu, Bureau of Labor Statistics (BLS) mengumumkan bahwa Non-farm Payroll (NFP) naik ke 201,000 pada bulan Agustus, lebih tinggi dibanding 147,000 pada bulan Juli, sekaligus mengungguli estimasi awal pada 190,000. Tingkat pengangguran tak berubah, tetap pada 3.9 persen. Namun, rata-rata gaji per-jam melonjak dari 2.7 persen ke 2.9 persen (Year-on-Year).
Data-data tersebut merupakan alasan bagus bagi bank sentral AS (Federal Reserve) untuk merealisasikan kenaikan suku bunga tahap berikutnya pada bulan ini. Namun, pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump lagi-lagi mengobarkan konflik dengan Tiongkok. Trump mengungkapkan bahwa pemerintah AS tengah bersiap-siap untuk mengenakan bea impor atas semua barang asal Tiongkok, bukan hanya untuk barang-barang tertentu sebagaimana telah diterapkan selama beberapa waktu belakangan.
Baca juga : Analisa Dolar Mingguan 20-24 Agustus
Sejauh ini efek perang dagang pada perekonomian AS nyaris tak nampak dan Dolar AS tetap menguat, karena pemerintah AS menalangi dampak yang ditimbulkan pada sektor-sektor tertentu dengan subsidi, serta menghindari pengenaan bea impor yang dapat berdampak bumerang bagi industri AS sendiri. Akan tetapi, efek negatif perang dagang atas ekonomi AS bisa segera mengemuka apabila Trump merealisasikan kata-katanya.
Ke depan, berita-berita terkait topik perang dagang masih akan terus diamati oleh pelaku pasar. Selain itu, data-data ekonomi AS juga perlu diperhatikan, khususnya data JOLTs Job Openings yang rilis hari Selasa (21:00 WIB), PPI yang akan dirilis hari Rabu (19:30 WIB), CPI pada hari Kamis (19:30 WIB), serta Penjualan Ritel pada hari Jumat (19:30 WIB).
Outlook Teknikal
Pada timeframe Weekly, grafik DXY nampak terhimpit diantara Moving Average 100-Day yang sekaligus berperan sebagai salah satu resisten penting, serta Fibonacci Retracement 23.6% sebagai support pertama. Pergerakan indeks Dolar AS berikutnya akan tergantung pada tembus ke arah mana harga ditutup pada akhir pekan ini.
Apabila ditutup di bawah support, harga bisa melorot lagi hingga level psikologis 94.00. Jika DXY mampu ditutup di atas resisten, maka ada kemungkinan lanjut reli mencapai kisaran 97.00 lagi. Akan tetapi dibanding kedua skenario tersebut, probabilitas untuk pergerakan sideways lebih besar jika kita menilik grafik pada timeframe Daily.
Nampak bahwa grafik DXY telah berulangkali gagal menembus MA-50 Day yang bertepatan dengan level psikologis 95.00, sehingga menciptakan level support yang kuat. Di bawahnya juga masih ada level MA-100 Day yang terus menanjak, berperan sebagai support kedua. Di saat yang sama, DXY berulang kali gagal tembus kisaran 95.50 dan kekurangan penggerak untuk reli.
Baca juga : Dolar Menguat Karena Aktivitas Manufaktur Meningkat
Artinya, bias Dolar AS pekan ini cenderung netral, kecuali bila ada kabar mengejutkan yang benar-benar tak diperkirakan oleh pelaku pasar (khususnya terkait perang dagang). Pergerakan Major Pairs kemungkinan lebih ditentukan oleh kekuatan rival Dolar AS, walaupun ada banyak data yang akan dikeluarkan oleh negeri Paman Sam.