Maret 2017 merupakan bulan sibuk bagi para pelaku pasar dan mereka yang perlu menyusun analisa forex secara fundamental. Ada rapat FOMC yang akan digelar untuk mengambil kesepakatan tentang suku bunga AS. Di sisi lain, PM Inggris Theresa May dijadwalkan untuk memicu Article 50 pada bulan ini, yang secara resmi akan memulai proses pemisahan Brexit dari Uni Eropa.
Nah, untuk analisa forex di pekan ketiga bulan Maret 2017, ada 4 Bank Sentral yang perlu diwaspadai, di antaranya adalah:
1. The Fed
Ya, rapat para pembuat kebijakan Bank Sentral AS itu memang akan digelar dalam pekan ini, tepatnya pada tanggal 15 Maret waktu setempat. Hasil pengukuran FedWatch CME menyatakan bahwa tingkat kepercayaan Fed rate sudah menduduki level 93%. Pertumbuhan meyakinkan yang tercermin dalam laporan ekonomi terbaru, serta komentar hawkish para pejabat The Fed ditengarai menjadi penyebab tingginya ekspektasi pasar terhadap Fed rate. Di tahap ini, kenaikan suku bunga 0.25% sudah hampir pasti terjadi.
Namun demikian, analisa forex dari situs BabyPips memperingatkan tentang ancaman dari kebijakan fiskal Trump yang masih ambigu. Jadi, tidak menutup kemungkinan jika para investor risk-averse akan mengambil jalan aman dengan melakukan aksi profit taking.
2. Bank of Japan (BoJ)
Dari Negeri Sakura, BoJ akan merilis kebijakan moneter terbarunya pada tanggal 16 Maret. Walaupun tak ada proyeksi perubahan, kabar mengejutkan bisa saja datang dari Gubernur Kuroda yang akan berkomentar tentang target program yield curve. Pernyataan mengenai posisi Yen Jepang juga bisa ‘menyenggol’ pergerakan USD/JPY, sehingga analisa forex untuk pair tersebut masih perlu mempertimbangkan signifikansi kebijakan BoJ kali ini.
3. Swiss National Bank (SNB)
Tak lama setelah pengumuman BoJ, pasar akan memusatkan perhatian ke benua Eropa, tepatnya di Negara Swiss yang Bank Sentralnya juga bakal melontarkan pernyataan. Tak jauh berbeda dengan ekspektasi terhadap BoJ, tak ada prospek perubahan apapun yang diharapkan pasar dari SNB.
Namun demikian, para penulis dan pengamat analisa forex sangat mewaspadai SNB karena reputasinya sebagai bank sentral yang gemar melakukan intervensi. Belum lagi, banyak pihak masih terkenang dengan carut-marut pasar forex akibat keputusan SNB untuk mencabut pegging EUR/CHF di awal tahun 2015 silam.
Yang terbaru, SNB kembali menimbulkan kehebohan melalui komentar pimpinannya, Thomas Jordan. Sosok tersebut dengan jelas menyatakan bahwa nilai Franc Swiss sudah over-valued. Tak ingin mengambil risiko dari bom SNB ke-2, banyak analis mempertimbangkan kalimat itu dengan serius. Untuk mengantisipasi jawboning Jordan, akan lebih bijak pula bagi investor untuk meneladani analisa forex yang merekomendasikan waspada pengumuman SNB.
4. Bank of England (BoE)
Masih di tanggal 16 Maret, BoE dijadwalkan untuk meluncurkan stratement kebijakan dan notulen rapat. Berselang tak lama setelah event penting dari SNB, momen perilisan BoE tidak memicu banyak ekspektasi. Dalam hal ini, Mark Carney dkk. diharapkan bakal mempertahankan suku bunga 0.25% dan tak mengubah program pembelian asetnya.
Pada fokus analisa forex setelah pengumuman BoE di bulan sebelumnya, Carney mengaku bahwa Bank Sentral telah meremehkan pertumbuhan inflasi dan belanja konsumen. Meski demikian, ia juga menambahkan jika kenaikan harga bisa saja bersifat sementara, dan tingkat gaji belum akan mengalami perkembangan signifikan.