3 Fokus Analisa Forex Jelang Libur Natal (19-23 Desember 2016)
Setelah melewati event rapat kebijakan bank sentral AS yang menghebohkan minggu lalu dan pengumuman menggemparkan dari negara-negara produsen minyak beberapa waktu sebelumnya, analisa forex menjelang libur natal 2016 agaknya akan dihadapkan pada pasar dengan volatilitas lebih rendah. Dalam kalender forex terdapat sejumlah event penting yang semestinya berdampak besar, tetapi bias dari kenaikan suku bunga yang diumumkan bank sentral AS bisa meredam imbas event-event ke depan. Apalagi, menjelang libur panjang akhir tahun biasanya dimanfaatkan oleh banyak pelaku pasar untuk profit-taking.
Namun demikian, jika Anda berencana untuk bertrading dalam sepekan mendatang (19-23 Desember 2016), maka ketiga event ini masih patut untuk diamati dan digaris-bawahi dalam analisa forex.
1. Senin, 19 Desember 2016: Indeks Iklim Bisnis IFO Jerman Bulan Desember
Lembaga riset terkemuka Jerman IFO dijadwalkan merilis laporan tentang iklim bisnis Jerman pada 16:00 WIB pada hari Senin, 19 Desember 2016. Pelaku pasar mengekspektasikan indeks iklim bisnis negeri nomor satu di kawasan Euro ini untuk mengalami peningkatan ke 110.7, tertinggi sejak April 2014. Di periode November, angka indeks telah mencapai 110.4.
Selain indeks utama, laporan yang disimpulkan dari survey atas 7000 perusahaan Jerman di bidang manufaktur, konstruksi, wholesale, dan ritel ini juga akan memunculkan angka Current Assessment (penilaian tentang kondisi ekonomi terkini) dan Business Expectations (ekspektasi responden tentang kondisi bisnis dalam enam bulan ke depan).
2. Selasa, 20 Desember 2016: Pengumuman Kebijakan Bank of Japan (BoJ)
Pengumuman kebijakan moneter terbaru BoJ akan diumumkan pada sesi Asia hari Selasa, 20 Desember 2016, meliputi putusan suku bunga, target yield obligasi, dan besaran program pembelian obligasi (Japanese Government Bond/JGB) tahunan. Selain itu, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda pun dijadwalkan untuk menggelar konferensi pers sesudahnya (waktu tentatif).
Walaupun ada gosip kalau BoJ tengah mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga, tetapi Survei Reuters yang dipublikasikan hari Jumat lalu menyebutkan bahwa mayoritas analisa mengekspektasikan bank sentral Jepang ini untuk tak merubah kebijakan. Tingkat suku bunga diharapkan tetap di rekor rendah -0.1%, sementara target yield obligasi pemerintah dengan tenor 10-tahunan pada kisaran 0.0%. Besaran program pembelian obligasi pun diprediksi tetap di sekitar 80 triliun Yen.
3. Rilis GDP New Zealand dan AS pada Kamis (22 Desember), serta Inggris dan Kanada pada Jumat (23 Desember).
Empat negara sekaligus akan mempublikasikan laporan Gross Domestic Product (GDP). Yang paling awal adalah New Zealand di sesi trading Australia (04:45 WIB) hari Kamis. GDP kuartal III New Zealand diperkirakan akan naik 0.8% QoQ, sedikit melambat dari pertumbuhan sebelumnyaa pada 0.9% QoQ.
Pada pukul 20:30 WIB, giliran Amerika Serikat menerbitkan laporan GDP (final). Forecast menyebutkan angka GDP kuartal tiga itu akan naik sedikit ke 3.3% QoQ dari pembacaan Second Estimate yang sebesar 3.2%.
Inggris akan merilis laporan GDP di tengah-tengah sesi Eropa pada hari Jumat pukul 16:30 WIB. Laporan dari Office for National Statistics (ONS) diharapkan mengkonfirmasi pertumbuhan 0.5% QoQ atau 2.3% YoY di kuartal III/2016 yang telah diumumkan pada rilis data preliminer sebelumnya. Jika laporan tetap di besaran tersebut atau malah lebih tinggi, artinya ekonomi Inggris memang sungguh mengabaikan shock yang ditimbulkan oleh referendum 23 Juni di mana masyarakat Inggris ternyata memilih untuk keluar dari Uni Eropa.
Data berdampak besar terakhir sebelum libur Natal adalah laporan GDP Kanada pada pukul 20:30 WIB. Mata uang negeri eksportir minyak itu selama beberapa waktu belakangan diping-pong oleh jungkat-jungkit harga minyak global. Bagaimana dampaknya pada GDP bulan Oktober? Forecast memprediksikan GDP hanya bertumbuh 0.1% MoM, melambat cukup besar dibanding pertumbuhan sebanyak 0.3% pada bulan September.