Meninjau Gejolak Dolar AS Akibat Trump Effect

Gejolak Dolar AS Akibat Trump Effect? Tindakan, pernyataan, atau bahkan keputusan Presiden suatu negara biasanya tak berakibat langsung pada fluktuasi nilai mata uang. Namun jika sudah berbicara tentang Donald Trump, maka singgungan seperti cuitan di akun socmed pun bisa menggerakkan Dolar sampai ratusan pips.

trump effect timbulkan gejolak dolar as

Gejolak Dolar AS Akibat Trump Effect? Sejak memenangkan Pemilihan Presiden AS yang kontroversial di akhir tahun 2016, Donald Trump tak pernah berhenti memicu gonjang-ganjing yang menghebohkan dunia internasional. Efeknya pun terasa di semua lapisan masyarakat dan sektor kehidupan, termasuk juga di pasar finansial.

Dolar AS khususnya, dalam waktu 2 tahun terakhir begitu volatil saat ada berita atau isu terbaru seputar pemerintahan Trump. Pergerakan Greenback yang mestinya terfokus pada proyeksi kenaikan suku bunga Fed, malah terombang-ambing bersama gejolak dan kontroversi Trump yang muncul silih berganti.

Yang terbaru, ia dikabarkan memecat Menteri Luar Negerinya, Rex Tillerson, secara sepihak di awal pekan ini (13 Maret 2018). Padahal baru akhir pekan sebelumnya, Trump menerima surat pengunduran diri dari Gary Cohn, penasihat ekonomi yang dikabarkan tidak sependapat dengan wacana bea impor logamnya.

Tidak hanya kedua figur tersebut, pemerintahan Donald Trump banyak mengalami bongkar pasang hanya dalam kurun waktu setahun. Sebagian ada yang mengundurkan diri, sebagian ada pula yang diberhentikan secara mendadak dan sepihak.

Dari segi kebijakan ekonomi, Trump juga telah memicu banyak gejolak dengan UU reformasi pajak yang akhirnya lolos setelah melalui proses panjang. Namun tampaknya, Trump tak ingin membiarkan pasar beristirahat sejenak, karena di awal tahun ini ia kembali membuat gempar dengan rencana penerapan bea impor logam yang berpotensi memicu perang dagang.

Semua kekacauan di atas masih belum memperhitungkan tensi konflik dengan Korea Utara yang sewaktu-waktu bisa kembali memanas, dan dalam skenario terburuk, bisa memicu perang dunia ketiga.

Reformasi Pajak Juga Berisiko

Gejolak Dolar AS Akibat Trump Effect? Dari sekian banyak isu yang diorbitkan oleh pemerintahan Trump, hanya UU reformasi pajak yang sejalan dengan optimisme Dolar AS. Meski sempat menekan Dolar setiap kali ada sinyal persetujuan yang alot di Parlemen, peraturan itu akhirnya diloloskan juga. Perlu diketahui, reformasi pajak yang dicanangkan Trump akan memotong banyak beban biaya untuk korporasi. Keringanan ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi, meski dalam jangka panjangnya, ekonomi AS dibayangi risiko pelebaran defisit karena harus menutupi anggaran dengan utang.

Di samping itu, pasar sudah menginterpretasi sinyal reformasi pajak dengan cermat; tidak menelan mentah-mentah optimisme yang selama ini digaungkan Trump dan pendukungnya. Hal itu tercermin dari aksi jual yang tiba-tiba melanda pasar saham di awal tahun ini. Diduga, para investor telah memahami efek domino dari pemangkasan pajak: pertumbuhan ekonomi yang terpacu akan mendorong Fed untuk meningkatkan suku bunga, dan suku bunga tinggi akan membuat bunga pinjaman semakin mahal.

Jadi bisa disimpulkan, segala rumor dan berita yang berkaitan dengan pemerintahan Trump masih cenderung berkorelasi negatif terhadap USD. Pergantian pejabat menandakan sistem internal yang kacau, bea impor logam dapat memicu perang dagang, reformasi pajak akan berakibat negatif dalam jangka panjang, dan konflik dengan Korea Utara memiliki imbas buruk jika dilihat dari sisi manapun.

Daya Tarik Dolar AS Makin Memudar

Gejolak Dolar AS Akibat Trump Effect? Sejak awal tahun 2018, Greenback terus berada dalam tekanan. Bahkan optimisme terhadap Fed yang sudah ‘pasti’ menaikkan suku bunga (paling tidak) 3 kali dalam setahun, tidak cukup membuat Indeks Dolar rebound.

indeks dolar melemah

Banyak pakar dan analis berpendapat bahwa berita pasar mengenai Trump sangat tak bisa diandalkan untuk menentukan posisi trading. Jadi apabila Anda ingin masuk pasar, jangan membeli Dolar AS saat situasi fundamental sedang dipengaruhi oleh kontroversi Trump. Tunggu sampai efeknya benar-benar mereda, baru pertimbangkan kembali buy USD atas dasar outlook pertumbuhan ekonomi AS dan prospek suku bunga Fed. Tentu saja, target trading sebaiknya dibatasi, karena kenaikan USD di era pemerintahan Trump lebih sering bersifat sebagai koreksi daripada reversal.
Baca Juga: Apa Itu Jobless Claim AS Dan Pengaruhnya Bagi Dolar.

Recent Post

Quotes by TradingView