Di dalam laporan terakhir, dirilis bahwa penjualan ritel Jepang kini telah merosot untuk ke delapan bulan untuk Oktober kemarin. Walaupun demikian, penurunan yang terjadi tersebut masih lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan.
Dari kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri di Jepang untuk hari ini, Selasa (29/11/16) telah memberikan laporan bahwa penjualan ritel di negara Sakura tersebut telah turun sebesar 1,0% untuk basis tahunan berada di bulan Oktober. Sedangkan dari bulan sebelumnya, kemerosotan dari retail sales Jepang bisa mencapai 1,7%. Sedangkan dari perkiraan yang ada penjualan ritel Jepang untuk bulan ini sebesar 1,5% tahun ke tahun.
Ada pula laporan yang lain dari Jepang, ada dari data belanja masyarakat atau household spending dimana di laporkan dari lembaga Biro Statistik Nasional Jepang. Di dapatkan bahwa hasilnya mengalami penurunan 0,4% dalam 12 bulan sampai dengan Oktober, menyusul penurunan sebesar 2,1% berada di bulan sebelumnya. Terjadinya penurunan tersebut adalah penurunan yang ke delapan secara berturut-turut.
Sedangkan untuk besarnya pengangguran di Jepang berada di bulan Oktober lalu masih berada di tingkat 3%, tidak ada perubahan berada di level sebelumnya. Rasio ketersediaan lapangan kerja ada di Jepang yang sudah di dapatkan dengan cara membagi pembukaan lapangan kerja bulanan dirilis naik dari tingkat sebelumnya 1,38 kini menjadi 1,4%. Ini bisa di artika bahwa 140 lapangan kerja yang tersedia untuk 100 pelamar.
Setelah menanggapi laporan tersebut, gerak dari Yen sempat untuk menguat ke tingkat 111.90 melawan Dollar AS. Akan tetapi untuk siang ini, pairing pada USDJPY diperdagangkan ada di kisaran 111.97, masih flat semenjak di laporkan data terbaru tersebut. Memantau pergerakan pada Greenback saat ini masih terpantau istirahat dari penguatannya yang sudah di dapatkan setelah kemenangan dari Donald Trump menjadi presiden, dan saat ini banyak para investor yang sedang menghindari asset-aset resik menjelang adanya pertemuan para anggota produsen minyak di Wina.
Kini pergerakan pada Yen Jepang menuju ke bulan terpuruknya dalam kurun 7 tahun seiring dengan spekulasi kebijakan yang bakal di utarakan oleh Donald Trump. Walaupun sampai saat ini masih belum di sampaikan oleh Donald Trump, kini dari pasar yang telah memprediksikan bahwa presiden terpilih tersebut terapkan adanya kebijakan yang bisa membawa pengetatan kebijakan moneter AS.
Sekarang Yen Jepang yang sudah turun merosot lebih dari 6% untuk bulan November, dengan estimasi indikasi kenaikan suku bunga dari bank sentral AS sebanyak 3 poin dalam tiga kuartal tahun 2017. Pelemahan yang terjadi dalam tiga pekan semenjak tanggal 4 November menjadi pelemahan terbesar semenjak 1995 silam. Hal ini ada penyebabnya dari meningkatnya pada imbal hasil obligasi AS sampai ke tingkat tertingginya semenjak April 2010.
Jika memantau sesi Senin kemarin, menjadi rebound harian terbesar di dalam dua bulan semenjak dari Yen masih terus tergerus melawan Greenback. Di ketahui juga dari para hedge fund dan spekulan sudah melikuidasi posisi bullish yen mereka, ke tingkat terkecil semenjak Januari, hal ini sudah di tuliskan dalam data Commodity Futures Exchange Commission