Kuartal Pertama bagi Dolar, Euro, Minyak Bumi, Ekuitas, dan Lainnya
Kuartal keempat 2018 sekarang sudah dibukukan, dan kebangkitan dari volatilitas pasar beserta dengan ketidakpastiannya akan dibawa ke 2019. Dengan berbagai macam masalah yang mendasar seperti perang dagang yang dipimpin oleh AS, isu Brexit, ketidakpastian politik yang tengah meningkat di Eropa, ataupun penularan pasar negara berkembang, setidaknya akan berpengaruh pada perkembangan ekonomi selama tiga bulan pertama di tahun 2019 ini.
Dolar Dibatasi oleh Volatilitas Pasar, Fed, dan Politik
Menuju 2019, Greenback akan terus diterpa oleh penyilangan sistemik yang dapat memenuhi peran fundamental yang lebih mendasar atau pandangan alternatif mengenai pengalihan modal dengan risiko stabilitas yang unik.
Pintu Peluang yang Terlewatkan pada Akhir 2018 Memunculkan Perkiraan yang Lemah untuk Euro pada Tahun 2019 Ini
Menuju ke kuartal pertama 2019, sulit untuk merasakan bahwa segala permasalahan akan memudar dan badai akan menghilang, bahkan ketika pemerintah Italia tampaknya benar-benar mencapai kesepakatan setelah selama berbulan-bulan melakukan negosiasi yang menegangkan.
Baca juga: Minyak Dan Dolar Berusaha Tenang Setelah Mengalami Penurunan
GBP Hilang Kendali pada Permutasi Brexit
Kerajaan Inggris dijadwalkan akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019; dan yang seperti kita ketahui, Perjanjian Penarikan Brexit (Brexit Withdrawal Agreement) yang saat ini ditawarkan oleh Uni Eropa pada Inggris tidak akan lolos dari proses pemungutan suara yang akan dilakukan di House of Commons.
Ketidakpastian Yen
Faktanya, mata uang Yen ini akan memulai tahun baru dengan posisinya yang berada dalam ketidakpastian, yang mana nasibnya akan terpengaruh oleh perkembangan di luar negara Jepang. Sedangkan, sejauh yang kami perhatikan, perkembangan di dalam negara Jepang itu sendiri masih sangat sedikit.
Minyak Bumi Terus Tergeser dengan Permintaan Berlimpah dan Pemasokan Terbatas
Pada awal Oktober, minyak bumi West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level dekat dengan level tertingginya selama empat tahun ini. Akan tetapi, pada minggu-minggu berikutnya, komoditas ini anjlok hingga hampir sebesar 40 persen. Di samping kuartal ini merupakan kuartal yang sangat menyakitkan untuk minyak bumi, prospek komoditas ini tetap suram.
Baca juga: Saham Asia dan Minyak Mentah Bisa Saja Meningkat setelah Keputusan Fed
Harga Emas Kemungkinan akan Melanjutkan Penurunan 2018
Jika Fed mengikuti dan menaikkan suku bunga, peserta pasar keuangan mungkin akan terkejut dan investor mungkin akan berbondong-bondong ke greenback. Tingkat kenaikan, pada gilirannya, akan berdampak buruk bagi emas.
Saham Global Masih Rentan Setelah Aksi Jual Secara Brutal
Kombinasi beracun dari pertumbuhan ekonomi yang melambat, perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok, serta ketidakstabilan politik di Eropa, telah meracuni seluruh ruang ekuitas. Namun, tampaknya telah menjadi tekat kuat bagi The Fed untuk menormalkan kembali kebijakan moneter yang mengatur panggung bagi pasar untuk benar-benar peduli terhadap tantangan ini.
Sumber: talkmarkets.com